Haji Lulung AL, SH : "Jadikan Kekuasaan untuk Kemaslahatan Umat"

Firman Allah SWT dalam Al-Quran: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ...” (QS. Ar-Rad:11)Dilandasi visi itulah sosok Haji Lulung A.L SH, menapaki perjalananan hidupnya yang penuh perjuangan. Tokoh muda Betawi asal Tanah Abang, Jakarta Pusat ini, lahir sebagai anak yatim. Ayahnya adalah seorang pejuang yang gugur dalam peristiwa pembebasan Irian Jaya dari penjajahan kolonialis Belanda. Semangat nasionalisme yang kuat ditambah dengan ajaran agama yang kental menjadikan pria gagah ini, terus melakukan upaya perubahan – sebagaimana diperintahkan Allah SWT dalam Al-Quran - guna menjalani hidup yang lebih baik. Tak heran sukses dan kepercayaan pun diraihnya. Berbagai jabatan organisasi diembannya. Sebut saja, Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jakarta Pusat, Ketua Pemuda Panca Marga DKI Jakarta dan Sekretaris Umum Badan Musyawarah (Bamus) Betawi. Di luar itu, ia juga dikenal sebagai tokoh Tanah Abang yang disegani. Sekitar 2000 orang telah berhimpun padanya, dan disalurkan menjadi tenaga kerja produktif di berbagai sentra bisnis Tanah Abang. “Perkembangan wilayah Tanah Abang kini laju pesat dengan hadirnya pusat belanja, hotel, apartemen, restoran dan sarana hiburan di Jakarta. Untuk itulah visi saya bagaimana generasi muda di Tanah Abang tak hanya sekedar menjadi penonton, namun juga dapat menjadi “tuan rumah” di kampungnya sendiri,” tegasnya. Kini tonggak perjuangan baru diemban oleh Haji Lulung A.L. Melalui partainya ia ditempatkan sebagai Calon Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, nomor urut satu di Daerah Pemilihan Jakarta Pusat. Lalu bagaimana visinya sebagai calon wakil rakyat? Berikut hasil rangkuman wawancara Novranto H dan Syamhudi dengan Haji Lulung A.L, SH.Iman pada Allah SWT adalah pondasi dan landasan bagi seseorang dalam mengarungi lautan kehidupan. Tanpa iman, hidup kita akan terombang-ambing. Ibarat perahu, iman adalah kemudi yang selalu mengarahkan kita pada tujuan kehidupan. Dalam landasan semangat dan perspektif itulah Haji Lulung terjun ke dunia politik. Ia menilai bahwa saat sekarang bangsa Indonesia tengah dirayapi krisis moral, krisis keimanan dan kerakusan yang berpihak pada nilai-nilai materialisme serta hedonisme. Hal ini tercermin melalui perilaku seks bebas, tingkat kriminalitas/kejahatan yang meningkat serta tingginya perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam pengelolaan bangsa dan negara. Untuk itulah, Haji Lulung mengingatkan agar momentum Pemilihan Umum di bulan April 2009 harus dimaknai sebagai tonggak untuk membuka lembaran baru dalam memilih pemimpin kita di masa datang. “Sudah saatnya umat Islam bersatu padu dalam memilih seorang pemimpin yang amanah dan mampu menjadikan kekuasaan yang diraihnya sebagai sarana untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemaslahatan umat,” tuturnya. “Dan bukan sebaliknya, kekuasaan yang dimiliki untuk kepentingan pribadi atau kelompok yang malah dapat menyengsarakan dan menghancurkan umat,” sambungnya lagi. Sosok pengagum Nabi Muhammad SAW ini mengingatkan, saat ini ada kecenderungan dalam masyarakat untuk merasa “jenuh” di dalam menggunakan hak-hak politiknya. Dan bahkan ada beberapa yang memilih sikap untuk tidak mencoblos alias “golongan putih”. Hal ini dimata, Haji Lulung adalah sikap serta tindakan yang keliru. Pasalnya, kalau umat Islam – sebagai umat mayoritas - melakukan aksi Golput, maka yang rugi adalah umat Islam itu sendiri. Mengapa? Karena umat Islam yang terbesar di Indonesia pasti hanya menjadi “penonton” saja di bidang pemerintahan, politik dan ekonomi. Dampaknya tentu sangat besar. Salah satunya, tentu akan lahir berbagai kebijakan-kebijakan politik serta perundang-undangan yang dapat merugikan peran, eksistensi serta kekuatan umat Islam di tanah air. Berangkat dari visi itulah, Haji Lulung AL, mengingatkan saat Pemilu 2009 ini, marilah kita rapatkan barisan dan perkuat komitmen ikatan persaudaraan keislaman (ukhuwah Islamiah). Jangan mudah diadu domba antar sesama kaum muslim yang dapat memperlemah kekuatan. Buktikan keimanan dan ketakwaan Anda pada Allah SWT, salah satunya yaitu dengan memilih pemimpin amanah berakhlak mulia yang menjadikan Al-Qur'an dan Sunah Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman utama dalam menata kepribadian, sekaligus mampu menjaga eksistensi umat dan membawa kemajuan bagi peradaban Islam. Lebih jauh, sebagai tokoh muda yang memiliki visi keislaman yang kuat, Haji Lulung bertekad untuk membangun kekuatan baru yang tangguh guna membangun masyarakat Indonesia yang memiliki kemuliaan dan keluhuran mental, spritual, kultural, maupun ekonomi. Berangkat dari sisi inilah, ia berpendapat perlunya generasi muda kita sebagai pewaris masa depan, sejak dini sudah ditanamkan pendidikan keagamaan yang kuat. Caranya yaitu antara lain, dengan mendirikan Taman Pendidikan Agama (TPA) di setiap Rukun Warga (RW) di seluruh DKI Jakarta. Di sisi lain, sebagai putra Betawi yang aktif di kancah politik, ia pun bertekad agar budaya Betawi yang merupakan bagian dari kekayaan tradisi luhur budaya bangsa dapat lebih dikembangkan dan dilestarikan. Untuk itulah, perlu lebih banyak lagi sanggar-sanggar budaya Betawi di Jakarta, yang dapat mendidik dan mengembangkan seni budaya Betawi pada generasi muda. Sehingga dengan demikian mereka akan memiliki kebanggaan serta kecintaan pada budaya Betawi. Berbicara tentang peran politik warga Betawi, diakui memang masih banyak yang harus ditingkatkan. Untuk itu warga Betawi harus mampu belajar dari kepemimpinan yang dicontohkan para sahabat Nabi. Pertama adalah memiliki nilai kebijaksanaan Abu Bakar. Kita harus menjadi orang yang bijaksana dan jangan menjadi orang yang emosional dalam menjalankan kehidupan. Kedua, kita harus memiliki semangat juang dan keberanian seorang Umar ibnul-Khatab. Ketiga, nilai-nilai kesejahteraan, kekayaan dan kemakmuran Usman bin Affan. Dan yang keempat yaitu, nilai kecerdasan Ali bin Abi Thalib. Dengan gabungan nilai-nilai unggul seperti yang dimiliki para sahabat Nabi tersebut, Insyaallah masyarakat Betawi dapat meraih kemajuan dan berkontribusi secara konkrit untuk kejayaan agama, bangsa dan negara Indonesia.

Menyembuhkan Mantan Preman

Nama Haji Lulung A.L di kawasan bisnis Tanah Abang sangatlah dikenal. Ketokohan yang mengakar, jaringan pergaulan yang luas dan kemampuan komunikasi yang baik ditunjang sikap santun, saling menghargai dan rendah hati, membuat ia disegani dan dihormati. Kendati demikian, banyak suara sumbang terhadapnya. Salah satunya ia kerap di sebut sebagai preman. Mengenai suara negatif itu, Haji Lulung berpendapat, “Silakan saja Anda cek di berbagai polres dan polda, ada tidak catatan kejahatan atau tindak kriminal yang telah saya lakukan,” sahutnya tegas. Namun, “Kalau dibilang saya menyembuhkan preman menuju kebaikan, memang sudah sering saya lakukan. Itu semua sebagai bagian tugas dan tanggungjawab kita sebagai muslim dan warga negara yang baik untuk selalu mengajak pada kebenaran,” jelasnya seraya menutup perbincangan.

Kampanye tingkat provinsi PPP digelar di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, Rabu (16/3/2009).

Kampanye tingkat provinsi PPP digelar di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan, Rabu (16/3/2009). Kampanye ini dimeriahkan oleh Rhoma Irama dan Soneta Groupnya sekitar 20000 orang lebih memadati lapangan blok S .



Hari Pemungutan Suara Hari Libur Nasional

Senin, 30 Maret 2009
Jakarta, kpu.go.id Pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 7 Tahun 2009, tanggal 27 Maret 2009 menetapkan hari pemungutan suara Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pada 9 April 2009 sebagai hari libur nasional.
Keputusan tersebut merujuk pada ketentuan Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD, yang menyebutkan bahwa pemungutan suara dilaksanakan pada hari libur atau hari yang diliburkan. Bagi warga masyarakat, kalangan dunia usaha serta pemilih dengan keluarnya Keppres Nomor 7/2009 maka keraguan terhadap tanggal 9 April 2009 sebagai hari libur nasional terjawab sudah.